REFLEKSI PENDEKATAN PSIKOANALISIS
TEORI DAN PENDEKATAN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING
(PENDEKATAN PSIKOANALISIS)
Disusun guna memenuhi tugas Teori Pendekatan
Konseling
Fitri Insi Nisa (0100518060)
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
TUGAS PERTANYAAN REFLEKTIF DARI PSIKOLANALISIS
- Terangkanlah faktor-faktor psikodinamik yang
memotivasi perilaku
- Analisislah bagaimana teori perkembangan
psikoseksual Freud digunakan sebagai kerangka kerja oleh konselor
- Berikan contoh-contoh
transferensi, kontrasferensi dan resistensi yang terjadi dalam suatu sesi konseling
yang pernah anda Alami.
- Refleksikan manfaat teori
terapi psikoanalitik bagi diri pribadi Anda sebagai konselor
JAWABAN
1.
Freud memberikan “wajah”
baru pada psikoterapi, dengan memanggil perhatian pada faktor-faktor
psikodinamik yang memotivasi perilaku, berfokus pada peran ketidaksadaran (Unconscious)
dan mengembangkan prosedur terapeutik pertama untuk memahami dan memodifikasi
struktur dari dasar karakter seseorang. Tujuan dari terapi
psikoanalisis Freudian adalah untuk membuat ketidaksadaran menjadi kesadaran
dan untuk memperkuat Ego, sehingga perilaku seseorang lebih didasari pada
kenyataan dan mengurangi instingtual atau perasaan menyesal yang tidak
rasional. Metode terapeutiknya yaitu mengeluarkan material-material
ketidaksadaran pada masa lalu seseorang untuk direkonstruksi, didiskusikan,
diinterpretasi dan dianalisis. Terapi psikoanalisis diorientasikan untuk
mencapai insight yang bisa memodifikasi kepribadian dan
struktur karakter seseorang.
2.
Pendekatan psikoanalisa
menyediakan konselor kerangka kerja konseptual untuk melihat perilaku dan untuk
memahami asal mula serta fungsi-fungsi dari gejala. Bila konselor mengabaikan
sejarah kehidupan klien, mereka membatasi penglihatan mereka pada penyebab
penderitaan pasien saat ini dan kealamian keberfungsian klien saat ini. Sangat
berguna untuk memahami dan melihat masa lalu klien sebagai bahan pemikiran
mengenai situasi klien pada saat ini. Praktik terapiutik dalam pandangan
psikoanalisa terutama berguna dalam :
a.
Memahami perlawanan yang
mengambil bentuk dengan membatalkan janji, menyudahi terapi dengan cepat, dan
menolak memandang seseorang.
b.
Memahami bahwa bahwa
urusan yang tidak selesai dapat tetap dilanjutkan, sehingga klien dapat
menyediakan akhir yang baru pada kejadian yang telah melumpuhkan mereka secara
emosional.
c.
Memahami nilai dan peran
dari transference
d.
Memahami bagaimana
penggunanan pertahanan ego yang berlebihan, baik dalam kegiatan konseling dan
kehidupan sehari-hari, bisa menjaga klien tetap berfungsi secara efektif.
Psikonalisa menyediakan
kerangka kerja untuk pemahaman dinamis dari peran kejadian masa kanak-kanak dan
dampaknya pada pergulatan yang dihadapi oleh klien pada saat ini.
Tahapan
konseling psikoanalitik
Teknik dan
prosedur terapi psikoanalisis yaitu:
a. Terapis
cenderung menggunakan alat bantu berupa sofa, yeng bertujuan untuk rilekssasi.
b. Sedikit sesi
setiap minggu.
c. Sering
menggunakan intervensi yang mendukung seperti jaminan, ekspresi empati dan
dukungan, dan saran.
d. Banyak
penekanan pada hubungan di sini dan sekarang antara terapis dan klien.
e. Banyak
kebebasan bagi terapis untuk membuka diri tanpa menempatkan transferensi.
f. Penekanan
diberikan pada netralitas terapis
g. Fokus pada
saling transferensi (menyampaikan emosi masa lalu pada konselor), dan pemberlakuan
countertransference (menyampaikan emosi masa lalu konselor kepada konseli) .
h. Menekankan
masalah praktis daripada fantasi.
3.
Contoh-contoh transferensi, kontrasferensi dan
resistensi yang terjadi dalam suatu sesi konseling yang pernah anda Alami.
a.
Transference (pemindahan) mengacu kepada perasaan apapun
yang dinyatakan atau dirasakan klien (cinta, benci, marah, ketergantungan)
terhadap konselor, baik berupa reaksi rasional terhadap kepribadian konselor
atau pun proyeksi terhadap tingkah laku awal dan sikap-sikap selanjutnya
konselor. Penyebab terjadinya transference (pemindahan) adalah konselor mampu
memahami klien lebih dari klien memahami diri mereka sendiri dan dikarenakan
konselor mampu bersifat ramah dan secara emosional bersifat hangat. Jenis transference
; positif (proyeksi perasaan bersifat kasih sayang, cinta, ketergantungan) dan
negative (proyeksi rasa pemusuhan dan penyerangan).Transferensi merupakan inti dari terapi psikoanalitik.
Transferensi dalam proses terapeutik ketika “urusan yang tidak selesai” dimasa
lalu klien dengan orang-orang yang berpengaruh menyebabkan dia mendistorsi masa
sekarang. Analisis trasferensi adalah teknik yang utama dalam psikoanalisis,
sebab mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lampaunya dalam terapi.
Ia memungkinkan klien mampu memperoleh pemahaman atas sifat dari fiksasi dan
deprivasi dan menyajikan pemahaman tentang pengaruh masa lampau terhadap
kehidupannya sekarang. Contoh kasus yang
pernah konselor hadapi:
Andin
adalah seorang siswi kelas X SMA di sekolah tempat saya bekerja dulu. Andin
siswi yang cukup pintar dalam bidang akademik dilihat dari nalai-nilainya yang
selalu di atas rata-rata, tetapi ia memiliki permasalahan ketika guru
memberikan tugas yang harus semua siswa presentasikan di depan kelas, ia selalu
gugup dan berkeringat jika mendapat giliran maju kedepan. Terlebih pada suatu
hari semua siswa biasanya setiap pagi sebelum masuk ke kelas untuk belajar
mereka bergantian mendapat giliran untuk memimpin membaca Asmaul Khusna di
depan seluruh siswa-siswi kemudian mereka mengikutinya. Tibalah giliran Andin
yang menjadi petugas, ketika sedang berada di depan seluruh siswa ia terlihat
sangat gugup sekali dan matanya seperti berkaca-kaca ingin menangis ketika ia
melakukan beberapa kali kesalahan dalam mengucapkan Asmaul Khusna karena tidak
hafal. Ketakutan Andin muncul ketika ia harus berbicara di depan umum terlebih
jika ia melakukan kesalahan ternyata diakibatkan dari pengalaman masa lalunya
yang ia ceritakan pada konselor saat itu. Andin pernah memiliki pengalaman yang
tidak bisa ia lupakan ketika ia akan lulus sekolah TK, pada saat itu sebelum
anak-anak dinyatakan lulus mereka harus menghafal bacaan sholat dan surat-surat
pendek disaksikan oleh orang tua dan beberapa teman-temannya. Ia mengaku pada
saat pertama ia melakukan kesalahan karena tidak begitu hafal bacaan sholat
beberapa teman-temannya menertawakannya tetapi kemudian guru sekolah Andin
melerainya selanjutnya ketika ia melakukan kesalahan lagi mereka tidak lagi
menertawakannya. Permasalahan selanjutnya terjadi ketika setelah selesai test
beberapa dari orang tua teman Andin membicakan Andin yang melakukan banyak
kesalahan terdengar oleh ibu Andin, hal ini Andin ketahui ketika ia dan orang
tuanya pulang di perjalanan Andin di marahi oleh mereka karena mereka merasa
malu jika orang-orang membicarakan kejelekan anak mereka, menurut Andin kedua
orang tuanya itu orang yang sangat perfectionis. Hal ini selalu diingat Andin sampai sekarang
dan menjadi trauma tersendiri ketika Andin melakukan test-test tertentu yang
mengaharuskan ia berbicara di depan umum, ia memiliki ke khawatiran yang
berlebih akan melalukan kesalahan,
Perspektif psikoanalisis memberikan cara baru utnuk memandang beberapa
contoh semua tindakan yang Andin yang memiliki suatu penyebab. Penyebab itu
lebih sering merupakan tindakan alam bawah sadar kita. Dalam kasus Andin, masa
lalunya lah yang menjadi penyebab permasalahan yang ia alami. Dengan
analisis transferensi konselor mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa
lalunya tapi, dengan memerikan pemahaman untuk bisa memaafkan kedua orang
tuanya dan tidak trauma akan perlakuan orang tuanya, agar dimasa sekarang bisa
berjalan dengan baik.
b. Resistensi adalah sesuatu yang melawan kelangsungan
terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tidak disadari. Selama
asosiasi bebas dan analisis mimpi, klien dapat menunjukkan ketidaksediaan untuk
menghubungkan pikiran, perasaan dan pengalaman tertentu. Freud memandang bahwa
resistensi sebagai dinamika tak sadar yang digunakan oleh klien sebagai
pertahanan terhadap kecemasan yang tidak bisa dibiarkan, yang akan meningkat
jika klien menjadi sadar atas dorongan atau perasaan yang direpress tersebut.
Pada kasus diatas, konseli merasa kecemasan,
rasa takut, bayang-bayang pada masa lalunya, tanpa ada tekanan atau paksan dari
konselor. Konselor mendengarkan dengan saksama apa yang diceritakan oleh
konseli. Pada saat menceritkan tersebut konseli masih belum bisa bercerita
secara lepas, masih mempertahakan kecemasannya itu. Namun, lambat laun setelah
konselor berhasil untuk konseli bercerita mengapa hal tersebut bisa tejadi. Dia
menyadari bahwa dirinya memang anak yang sellau gugup dan tidak percaya diri
ketika harus berbicara di depan umum karena takut melakukan kesalahan. Jadi
konseli mulai bisa sedikit mengubah tingkah lakunya walaupun membutuhkan waktu
yang tidak sebentar.
c. Kontraferensi , dalam
proses konseling seorang konselor sadar ataupun tanpa sadar memberikan
pengalaman- pengalaman pribadi dan menceritakan apa yang di konselor rasakan,
seolah-olah konselor memiliki perasaan dan permasalahan yang sama dengan
konseli.
Contohnya : dalam kasus konseling di
atas Andin mengalami trauma masa lalu ketika orang tuanya memarahinya karena hasil
test yang kurang memuaskan dan digunjing oleh orang tua dari teman-temannya
sewaktu TK. Pada proses konseling, konselor mencoba menanggapi
dengan harapan agar klien bisa merasa sedikit tenang konselor menceritakan
pengalaman di masa lalunya yang sama seperti masalah konseli tersebut. Bahwa
konselor pernah mengalami trauma dan selalu teringat ketika orang tua konselor
memarahinya waktu kecil.
4.
Manfaat pendekatan psikoanalitik bagi konselor
a.
Konselor
dapat memahami individu
Seorang
konselor dapat memberikan bantuan yang efektif jika mereka dapat memahami dan
mengerti persoalan, sifat, kebutuhan, minat, dan kemampuan konseli. Karena itu
bimbingan yang efektif menuntut secara mutlak pemahaman diri anak secara
keseluruhan. Karena tujuan bimbingan dan pendidikan dapat dicapai jika
programnya didasarkan atas pemahaman diri anak didiknya. Sebaliknya bimbingan
tidak dapat berfungsi efektif jika konselor kurang pengetahuan dan pengertian
mengenai motif dan tingkah laku konseling, sehingga usaha preventif dan
treatment tidak dapat berhasil baik
b.
Upaya
preventif dan pengembangan merupakan dua sisi dari satu mata uang. Preventif
berusaha mencegah kemorosotan perkembangan anak dan minimal dapat memelihara
apa yang telah dicapai dalam perkembangan anak melalui pemberian
pengaruh-pengaruh yang positif, memberikan bantuan untuk mengembangkan sikap
dan pola perilaku yang dapat membantu setiap individu untuk mengembangkan
dirinya secara optimal.
c.
Membantu
individu untuk menyempurnakan kemampuannya.
Setiap
manusia pada saat tertentu membutuhkan pertolongan dalam menghadapi situasi
lingkungannya. Pertolongan setiap individu tidak sama. Perbedaan umumnya lebih
pada tingkatannya dari pada macamnya, jadi sangat tergantung apa yang menjadi
kebutuhan dan potensi yang ia meliki. Bimbingan dapat memberikan pertolongan
pada anak untuk mengadakan pilihan yang sesuai dengan potensi dan kemampuan
yang dimilikinya. Jadi dalam konsep yang lebih luas, dapat dikatakan bahwa
teori Freud dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan proses bantuan kepada
konseli, sehingga metode dan materi yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan individu.
d.
Dapat menolong individu mendapatkan pengertian yang terus menerus dari pada
mekanisme penyesuaian diri mereka sendiri
e.
Membentuk kembali struktur kepribadian klien dengan jalan
mengembalikan hal-hal yang tak disadari menjadi sadar kembali, dengan
menitikberatkan pada pemahaman dan pengenalan pengalaman-pengalaman masa
anak-anak, terutama usia 2-5 tahun, untuk ditata, disikusikan, dianalisis dan
ditafsirkan sehingga kepribadian klien bisa direkonstruksi lagi.
f.
Seorang guru konselor dapat memberikan bantuan yang
efektif jika mereka dapat memahamidan mengerti persoalan, sifat,
kebutuhan,minat, dan kemampuan anak didiknya secara menyeluruh.Karena itu
bimbingan yang efektifmenuntut konselor untuk memiliki pemahaman dirianak
didiknya secara keseluruhan. Karena tujuanbimbingan dan pendidikan dapat
dicapaijika programnya didasarkan ataspemahaman diri anak didiknya.
Komentar
Posting Komentar