OUTLINE PENDEKATAN EKSISTENSIAL-HUMANISTIK



 





TEORI DAN PENDEKATAN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING
(EKSISTENSIAL HUMANISTIK)

Disusun guna memenuhi tugas Teori Pendekatan Konseling

 Fitri Insi Nisa           (0100518060)



JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019


OUTLINE TEORI & PENDEKATAN KONSELING
PROGRAM STUDI MAGISTER BIMBINGAN KONSELING UNNES

No
Aspek
Deskripsi
Referensi
1
Nama Teori & Pendekatan Konseling
EKSISTENSIAL-HUMANISTIK

2
Tokoh Pengembang teori
Viktor Frankl (1905 - 1997)
Rollo May     (1909 - 1994)
Sugiharto,DYP. Mulawarman.Sunawan.2017.
Bahan Ajar Teori Dan Pendekatan Konselig. Semarang: UNNES PPS BK Press
3
Konsep Dasar:
a.   Hakekat manusia
b.   Konsep Kepribadian & Perkembangan
a.      Hakekat Manusia
Ada aspek yang pertama yaitu manusia adala maluk pencari makna hidup.  “pencarian manusia akan makna hidup merupakan motivasi yang utama dalam hidupanya dan bukan rasionalisasi sekunder dari dorongan-dorongan naluria/instingnya.” Yakni sikap tanggung jawab seorang manusia kepada hidupnya. Sikap tanggung jawab ini merupakan esensi dasar kehidupan manusia.
Aspek yang kedua ialah manusia iala mahluk yang memiliki kebebasan. Manusia selalu memiliki kesempatan untuk memilih dan dapat menentuka apa yang akan terjadi pada dirinya.
Aspek yang ketiga ialah manusia adala mahluk yang dapat memberi keputusan (menentukan sikap/tindakan pada dirinya sendiri) tetap harus dserta dengan tanggung jawab.
b.     konsep kepribadian dan perkembangan
Teori tentang kodrat mausia yang berasal dari logoterapi dibangun atas tiga tiang, yaitu kebebasan, kemauan akan arti, dan arti kehidupan. Frakl sangat menolak pendirian dalam psikoologi dan psikiatri yang memberikan ciri pada kondisi manusia sebagai yang ditentukan oleh insting biologis dan konflik masa kecil . manusia mempunyai kebebasan spiritual untuk menentukan sikap terhadap keadaan dan nasib. Kemauan dan arti akan kehidupan adalah kebutukhan kita yang terus menerus mencari bukan diri kita melainkan suatu arti untk memberi suatu maksud bagi eksistensi kita. Semakin kita mampu mengatsi diri kita- memberi diri kita pada satu tujanatau kepada orang lain, maka kita semakinmenjadi manusia sebenarnya. mulai hilangnya nilai-nilai agama dan adat yang kemudian menuntut kita untuk dapat bersandar pada diri sendiri. Kita dihadapkan pada membuat keputusan kta sendiri dan bertanggung jawab. frankl percaya bahwa hakikat dari eksistensi manusia tersiri atas 3 hal: spiritualitas, kebebasan, dan tanggung jawab. Bertanggung jawab berarti kita menggnakan kehidupan kita untuk berkarya. Didalam teori kepribadian membahas pula determinasi kepribadian, yaitu bawaan ( genetik ), kondisi psikis, dan situasi sosial – budaya yang selalu saling berkaitan dan pengaruh – mempengaruhi.
Frankl, Victor E. Man’s Search For Meaning: Resived and Updated. New York: Washington Square Press, 1985. Melalui https://www.academia.edu/11839329/Manusia_menurut_Viktor_E._Frankl
(5 April 2019).
4
Proses Konseling(Tujuan & tahapan umum)
Tujuan penganut eksistensial adalah membantu klien menyadari pentingnya arti, tanggung jawab, kesadaran kebebasan, dan potensi. Penganut eksistensial berharap bahwa selama proses konseling, klien akan lebih bertanggung jawab atas kehidupannya. “Tujuan terapi adalah pasien merasakan keberadaannya sebagai kenyataan”. Di dalam prosesnya, klien tidak lagi menjadi pengamat suatu peristiwa tetapi menjadi sseorang pembentuk aktivitas personal yang berarti dan pemegang nilai-nilai pribadi yang mengarah pada gaya hidup yang bermakna. (Gladding, 2012).
Sementara Corey (2013) dalam bukunya menyatakan bahwa terapi eksistensial yang terbaik dianggap sebagai penarik klien untuk mengenali cara di mana mereka tidak hidup sepenuhnya otentik dan untuk membuat pilihan yang akan menyebabkan mereka menjadi apa yang mereka mampu menjadi. Tujuan terapi adalah untuk membantu klien dalam bergerak menuju keaslian dan belajar untuk mengenali ketika mereka menipu diri mereka sendiri (van Deurzen, 2002). Orientasi eksistensial memegang bahwa tidak ada melarikan diri dari kebebasan seperti yang kita akan selalu bertanggung jawab. Kita bisa melepaskan kebebasan kita, namun, yang merupakan keaslian utama. Terapi eksistensial  bertujuan untuk membantu klien menghadapi kecemasan dan terlibat dalam tindakan yang didasarkan pada tujuan otentik menciptakan penghidupan yang layak.

Tahapan umum konseling humanistik
Proses konseling oleh para eksistensial meliputi tiga tahap yaitu:
1. Tahap pertama, konselor membantu klien dalam mengidentifikasi dan mengklarifikasi asumsi mereka terhadap dunia. Klien diajak mendefinisikan cara pandang agar eksistensi mereka diterima. Konselor mengajarkan mereka bercermin pada eksistensi mereka dan meneliti peran mereka dalam hal penciptaan masalah dalam kehidupan mereka.
2. Tahap kedua, pada tahap kedua klien didorong bersemangat untuk lebih dalam meneliti sumber dan otoritas dari sistem mereka. Semangat ini akan memberikan klien pemahaman baru dan restrukturisasi nilai dan sikap mereka untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan dianggap pantas.
3. Tahap ketiga berfokus pada untuk bisa melaksanakan apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka. Klien didorong untuk mengaplikasikan nilai barunya dengan jalan yang kongkrit. Klien biasanya akan menemukan kekuatan untuk menjalani eksistensi kehidupanya yang memiliki tujuan. Dalam perspektif eksistensial, teknik sendiri dipandang alat untuk membuat klien sadar akan pilihan mereka, serta bertanggungjawab atas penggunaaan kebebasan pribadinya.
Gladding, Samuel T. 2012. Konseling Profesi Yang Menyeluruh. Alih Bahasa: Winarno, Lilian. Jakarta: Indeks


5
Kajian Empirik Efikasi/efektivitas Pendekatan di seting Pendidikan & sosial
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sara Garrow and Jennifer A. Walker tentang Existential Group Therapy and Death Anxiety menunjukkan bahwa eksitensial berpendapat bahwa rasa takut akan kematian merupakan kecemasan inti dari manusia. Rasa takut ataupun kecemasan kematian dapat mencakup banyak aspek seperti rasa sakit yang terkait dengan penderitaan, kehilangan martabat dan perasaan ditinggalkan.
Model ini memiliki implikasi untuk klien yang berurusan dengan kecemasan kematian. Konselor dapat memberikan suasana yang terbuka bagi klien untuk secara bebas mendiskusikan ketakutan dan kekhawatiran mereka dan membantu klien dengan dukungan. Proses konseling kelompok dapat memuaskan sebagai anggota untuk menyadari bahwa mereka tidak sendiri dalam perjuangan mereka. Sehingga dari hasil penelitian tersebut dapat kita simpulkan bahwa didalam beberapa kasus seperti yang berhubungan dengan kecemasan kematian model tersebut sangat efektif dalam memberikan rasa nyaman dan terhindar dari ketakutan akan kematian tersebut.
Gladding, Samuel T. 2012. Konseling Profesi Yang Menyeluruh. Alih Bahasa: Winarno, Lilian. Jakarta: Indeks

6
Diferensiasi dengan Teori/Pendekatan lain
a.   Keunggulan & dibanding teori lain
b.   Kritik terhadap teori
a.      Keunggulan teori/pendekatan Humanistik
·   Teknik ini dapat digunakan bagi konseli yang mengalami kekurangan dalam perkembangan dan kepercayaan diri.
·   Adanya kebebasan konseli untuk mengambil keputusan sendiri.
·   Memanusiakan manusia.
·   Bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, analisis terhadap fenomena sosial.
b.     Kemudian ketika dibandingkan dengan teori lain. Disini saya akan membandingkan dengan teori/pendekatan Behavior
Pendekatan behavioral berpandangan bahwa setipa tingkah laku dapat dipelajari melalui kematangan dan belajar. Tingkah laku lama dapat diganti dengan tingkah laku baru. Manusia dipandang mampu melakukan refleksi atas tingkah lakunya sendiri, dapat mengatur serta mengontrol perilakunya dan dapat belajar tingkahlaku baru atau dapat mempengaruhi perilaku orang lain. Tingkahlaku manusia adalah hasil belajar, dapat berubah dan dapat diubah sesuai kehendak dari lingkungan. Manusia dilahirkan dengan kebutuhan dasar (biologis, psikologis dan sosial) tetapi sebagian besar kebutuhannya merupakan hasil dari belajar. Kepribadian manusia berkembang bersama-sama dengan interaksinya dengan lingkungannya, sebab manusia pada dasarnya adalah hasil dan menghasilkan lingkungan budaya.Prinsip-prinsip belajar spesial seperti : “reinforcement” dan “social modeling”, dapat digunakan untuk mengembangkan prosedur  konseling. Kemudian keunggulan dari teori Behavior
  1. Konseling behavioral menggunakan cara yang sitematik
  2. Perilaku seseorang ditentukan oleh banyak dan macamnya penguatan yang diterima dalam situasi hidupnya sehingga perilaku manusia yang dipelajari dapat diubah.
  3. Dengan memfokuskan pada perilaku khusus bahwa klien dapat berubah, konselor dapat membantu klien kearah pengertian yang lebih baik terhadap apa yang harus dilakukan sebagai bagian dari proses konseling.
  4. Memberikan peluang pada konselor untuk dapat menggunakan berbagai teknik khusus guna menghasilkan perubahan perilaku.

Kritik terhadap teori humanistik:
1.      Teori humanistik terlalu optimistik secara naif dan gagal untuk memberikan pendekatan pada sisi buruk dari sifat alamiah manusia.
2.      Teori humanistik, seperti halnya teori psikodinamik, tidak bisa diuji dengan mudah.
3.      Banyak konsep dalam psikologi humanistik, seperti misalnya orang yang telah berhasil mengaktualisasikan dirinya, ini masih buram dan subjektif. Beberapa kritisi menyangkal bahwa konsep ini bisa saja mencerminkan nilai dan idealisme Maslow sendiri.
4.      Psikologi humanistik mengalami pembiasan terhadap nilai individualistis.
Corey, Gerald. 2017. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy, Tenth Edition.  USA: Cengange learning.

Gladding, Samuel T. 2012. Konseling Profesi Yang Menyeluruh. Alih Bahasa: Winarno, Lilian. Jakarta: Indeks

7
Teori/Pendekatan lainsebagai turunan teori asal:
a.   Nama pendekatan
b.   Konsep Dasar Ringkas
Teori dan pendekatan lain sebagai turunan teori konseling humanistic
a.      Person Centered
·      Penemu/pengembang : Carl Roger
·      Pandangan tentang manusia : manusia pada dasarnya baik. manuasia secara karateristik positif, bergerak maju, konstruktif, realistik, dan dapat diandalkan.
·      Tujuan : membantu klien menjadi orang yang berfungsi penuh
b.     Gestalt
·      Penemu/pengembang : Frederick (Fritz) Perls
·      Pandangan tentang manusia : Setiap orang mempunyai kecenderungan aktualisasi diri yang muncul melalui interaksi pribadi dengan lingkungan dan awal mula kesadaran diri.
·      Tujuan : membantu klien memecahkan masa lalu sehingga menjadi terintegrasi, menekankan arti kata kini. Masa lalu sudah tidak ada lagi dan masa depan belum ada. Hanya kini atau sekarang yang ada.

Ada beberapa ahli yang terkenal sebagai penganut dari teori humanistik. Para ahli ini memiliki pandangan yang mengarah pada teori humanistik dan memberikan pendapat terkait dengan tahapan pembelajaran, golongan orang yang belajar, tipe belajar, dan tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Beberapa ahli beserta pendapatannya mengenai pembelajaran dari sudut padang Teori Humanistik tersebut adalah:
1.   David Kolb – Experiental Learning Theory
David Kolb yang berorientasi pada Teori Humanistik ini menelurkan satu teori hasil pemikirannya, bahwa belajar merupakan sebuah proses saat pengetahuan diciptakan melalui perubahan atau transformasi pengalaman. Pengetahuan adalah kombinasi dari kemampuan untuk memahami dan mentransformasikan pengalaman. Kolb terkenal dengan Teori Pembelajaran Eksperiental atau Experiental Learning Theory, yaitu sebuah teori pembelajaran yang ditekankan pada model holistik. Tahapan belajar menurut teori Kolb adalah sebagai berikut :
a.      Concrete experience
Tahap ini merupakan tahap paling awal dimana seseorang mengalami suatu kejadian sebagaimana adanya. Ia melihat, merasakan, lantas menceritakan kembali pengalaman yang dialaminya. Pada tahap ini, seseorang yang mengalami pembelajaran belum memahami apa yang benar-benar terjadi dan mengapa hal itu bisa terjadi
b.     Reflection observation
Di tahap ini, seseorang yang mengalami kejadian tadi mencoba untuk melakukan observasi berupa pencarian jawaban, melaksanakan refleksi yang kemudian ditandai dengan munculnya beberapa pertanyaan tentang kejadian terkait.
c.      Abstract conceptualization
Tahap ini adalah kondisi di mana seseorang berusaha membuat abstraksi atau mengembangkan teori dari obyek perhatian suatu kejadian.
d.     Active experimentation
Tahap ini merupakan titik dimana seseorang secara aktif melakukan percobaan yang merupakan hasil dari aplikasi konsep dan teori ke situasi kenyataan.

2.      Habermas
Habermas memiliki pendapat bahwa jika belajar baru akan terjadi ketika seseorang melakukan interaksi dengan lingkungannya. Lingkungan belajar yang dimaksud Haberman adalah lingkungan alam dan lingkungan sosial. Keduanya merupakan lingkungan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Pandangan teori belajar dari Habermas yang menelurkan hasil pemikiran berupa klasifikasi tipe belajar seseorang, yaitu :
a.      Technical Learning, teknik belajar di mana seseorang berinteraksi dengan sekitarnya, terutama lingkungan alam, secara benar. Mereka belajar tentang pengetahuan dan keterampilan apa yang dibutuhkan agar mereka bisa mengelola lingkungan alam secara baik dan juga benar.
b.     Practival Learning, teknik di mana seseorang mampu berinteraksi dengan lingkungan sosial. Mereka belajar bagaimana caranya berinteraksi dengan manusia lain secara harmonis. Interaksi yang terjadi secara benar pada individu yang belajar dengan lingkungan alam akan tampak dari relevansinya dengan kepentingan manusia. 
c.      Emancipatory Learning, teknik di mana seseorang mencapai pemahaman dan kesadaran tinggi pada perubahan budaya sosial. Peserta didik membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang benar guna mendukung transformasi kultur yang terjadi. Ketika seorang peserta didik sudah memiliki pemahaman serta kesadaran terhadap kondisi perubahan kultural ini, maka peserta didik dianggap sudah mampu mencapai tahap belajar yang paling tinggi.
Corey, Gerald. 2017. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy, Tenth Edition.  USA: Cengange learning.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI PERSON-CENTERED

PSIKOLOGI EKSISTENSIAL : ROLLO MAY

ANALISIS KASUS MENGGUNAKAN PENDEKATAN PSIKOANALISIS DAN PENDEKATAN ADLER